THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES

Jumat, Februari 27, 2009

Garuda Indonesia Penerbangan 206 adalah sebuah penerbangan maskapai Garuda Indonesia dari Palembang ke Medan pada 28 Maret 1981. Penerbangan dengan pesawat DC-9 "Woyla" tersebut berangkat dari Jakarta pada pukul 8 pagi, transit di Palembang, dan akan terbang ke Medan dengan perkiraan sampai pada pukul 10.55. Dalam penerbangan, pesawat tersebut dibajak oleh 5 orang penumpang.

Di udara, dua penumpang bangkit dari tempat duduk mereka, satu menuju ke kokpit dan satu lagi berdiri di gang. Pada pukul 10.10 pesawat tersebut dikuasai oleh 5 pembajak, semuanya bersenjata. Pembajak di kokpit memerintahkan pilot untuk terbang ke Kolombo, Sri Lanka, namun pilot berkata bahwa pesawat tersebut tidak memiliki cukup bahan bakar. Pesawat dialihkan ke Penang, Malaysia.

Para teroris mengaku berasal dari kelompok Komando Jihad. Untuk menangani hal ini, Indonesia belum memiliki pengalaman. Kelompok khusus militer Indonesia yang baru dibentuk saat itu, Kophasanda, meminjam sebuah pesawat DC-9 untuk mempelajari situasi.

Woyla meninggalkan Malaysia setelah isi bahan bakar, menuju ke Don Muang, Thailand. Seorang penumpang wanita lanjut usia boleh turun di Malaysia. Para teroris telah membacakan tuntutan mereka, yaitu agar anggota Komando Jihad yang ditahan di Indonesia segera dibebaskan, dan uang sejumlah US$ 1,5 juta. Mereka juga meminta pesawat untuk pembebasan tahanan, untuk terbang ke tujuan yang rahasia. Mereka memasang bom di pesawat Woyla.
Operasi pembebasan

Pada pukul 21.00, 29 Maret, 35 anggota Kophasanda meninggalkan Indonesia dalam sebuah DC-10, mengenakan pakaian sipil. Pemimpin CIA di Thailand memberi pinjaman jaket anti peluru dan alat-alat untuk membantu mereka.

Pukul 02.30 tanggal 31 Maret, prajurit bersenjata mendekati pesawat secara diam-diam. Rencananya agar tim merah dan tim biru memanjat ke sayap pesawat dan menunggu di pintu samping. Semua jendela pesawat telah ditutup. Tim hijau akan masuk lewat pintu belakang. Semua akan masuk ketika kode diberikan. Pada 02.43, tim Thailand juga masuk, menunggu di landasan agar tidak ada teroris yang lolos. Kode untuk masuk diberikan, ketiga tim masuk, dengan tim hijau terlebih dahulu, menemukan seorang teroris berjaga di belakang. Teroris tersebut menembak, mengenai salah seorang anggota tim di bagian perut yang tidak terlindungi. Pembajak tersebut kemudian bunuh diri. Tim biru dan tim merah masuk, menembak 2 teroris lain, sementara penumpang menunduk. Para penumpang kemudian disuruh keluar. Seorang pembajak dengan granat tangan juga keluar dan mencoba melemparkannya. Tapi penumpang lain menunjuk kepadanya dan anggota tim menembaknya sebelum keluar. Teroris terakhir dibunuh di luar pesawat.

Adapun operasi ini dilakukan oleh Grup-1 Para Komando dibawah pimpinan Letnan Jendral (purn) Sintong Pandjaitan yang kemudian beserta team dianugerahi Bintang Sakti dan dinaikkan pangkatnya secara luar biasa 1 tingkat, kecuali Bpk Achmad Kirang yang gugur didalam operasi terebut di naikkan pangkatnya dua tingkat secara anumerta.

Tim medis kemudian datang untuk menyelamatkan pilot yang ditembak teroris dalam serangan tersebut.

0 komentar: